Jangan Ucapkan Ini Ketika Temanmu Lagi Curhat
Sebenarnya ini berdasarkan pengalaman saya wkwk. Jadi begini, saya ketemu teman baru di Kaskus, yang mungkin lebih baik jika saya samarkan saja namanya sebagai Irfan. Dia ini lumayan asyik buat diajak ngobrol. Dan bisa dibilang, cukup pengertian. Meskipun terkadang dia suka ngobrolin sesuatu yang gak begitu saya pahami, kami tetap akrab. Hubungan kami tuh bagaikan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan satu sama lain gitu #plak. Dia senang karena dapat teman curhat, dan saya juga jadi belajar banyak hal (seperti bagaimana cara supaya bisa berkomunasi secara natural dan lancar) dari doi. Tapi tentu aja, nggak ada satupun manusia yang sempurna. Pasti ada aja kekurangannya.
Dia ini SANGAT gak bisa saya andalkan untuk curhat. Seringkali saya lagi serius, dianya malah bercanda seolah-olah curhatan saya ini lucu.Bikin tangan gatel pengen bacokin. Pokoknya jarang sekali dia memberikan respon yang sesuai harapan saya. Jadi, buat kalian yang mungkin sering dijadikan tempat curhat oleh temen-temen dekat kalian, tolonglah resapi tulisan saya ini baik-baik(?) karena mungkin aja kalian pernah mengucapkan salah satu ucapan terlarang di bawah ini.
Dia ini SANGAT gak bisa saya andalkan untuk curhat. Seringkali saya lagi serius, dianya malah bercanda seolah-olah curhatan saya ini lucu.
1) "Kamu sudah cerita soal itu"
Please, saya tau kok kalian semua sudah pada super duper capek plus bosan ngedengerin curhatan yang sama berulang-ulang. Saya juga tau kalian jadi merasa gak dihargain karena saran kalian yang sebelumnya serasa dibuang ke tong sampah. Namun, setriggered apapun kamu, tolonglah hindari ngomong kayak begini. Apalagi kalau udah pake nada pedas. Yang ada temenmu justru down loh. Dia tuh mungkin nyeritain itu terus karena, yah, itulah yang dianggapnya masalah paling berat, masalah yang membebaninya berhari-hari. Saya pun juga sering digituin sama kakak perempuan saya karena secara gak sadar selalu nyeritain hal yang sama. Serius deh, rasanya kecewa banget karena saya paling senang menceritakan soal itu. Mood saya yang awalnya lagi senang-senang aja seketika "jatoh". Kalau kalian jenuh tingkat dewa dan temenmu rasanya kayak udah nyeritain seribu kali, maka bolehlah kalian bilang langsung ke dia, tapi dengan cara yang baik-baik yah.
2) "Lupain aja"
Solusi paling gak masuk akal yang pernah saya dengar sepanjang saya curhat selama 16 tahun hidup ini. Mungkin dikiranya ngelupain masalah itu semudah membalikkan telapak tangan. Entah niat kalian baik atau enggak, yang jelas kata-kata ini berdampak sangat buruk pada mental mereka. Mereka akan merasa kalau kalian menyepelekan masalah mereka, menganggap ini hanyalah masalah kecil yang bisa dibereskan hanya dengan satu jentikkan jari.
Teman saya si I itu sering ngomong begini sama saya. Padahal saya benar-benar bingung dan panik. Situasi saya kritis sekali waktu itu, saya merasa tidak bisa menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya. Pikiran saya berasa dipenuhi kabut tebal. Makanya, begitu dia bilang kalau dia bersedia mendengarkan, saya merasa sangat senang. Namun ternyata, respon yang saya dapat justru ini.
3) "Alah, masalah gitu doang"
Biasanya seusai ngomong gini, dia bakal banding-bandingin masalah dia sama kita seakan-akan dia yang jauh lebih menderita dan kitanya bego karena udah komplain. Hei, kemampuan setiap orang dalam menghadapi masalah tuh berbeda-beda. Jangan pukul rata. Nggak mungkin lah sama semua, kan? Kalau kamu pernah ngomong begini, ketahuilah bahwa mereka bakal merasa bersalah. Mereka akan merasa kalau kamu tidak menganggap serius curhatan mereka. Di matamu mungkin masalah ini sepele, tapi di mata mereka masalah ini sangatlah besar seolah-olah bakal ngehancurin hidupnya. Contohnya aja, temen kalian sehabis diputusin pacarnya langsung bilang pengen gantung diri. Apakah kalian bakal SEMUDAH ITU bilang dia ALAY? Kita nggak akan mengerti bagaimana perasaan seseorang kecuali jika kita ditempatkan di posisinya. Jika kalian telah berhasil ngelawan masalah yang menghambat kalian, ya selamat. Berarti kalian hebat. Tapi nggak usah pake acara sombong pula di hadapan mereka yang jelas-jelas sedang membutuhkan seseorang untuk dijadikan sebagai tempat bersandar.
4) "Sama, gue juga"
Kata-kata ini biasanya akan berujung pada pergantian posisi antara "orang yang curhat" dan "pendengar". Padahal semestinya kita yang curhat, kenapa ujung-ujungnya malah dia? Kalau kamu orang yang gak enakan, kamu pasti gak punya pilihan lain selain pasrah ngedengerin ceritanya. Saya yakin beberapa pengunjung blog yang membaca ini pasti pernah mengalami. Tolong ya, siapapun yang sering banget punya kebiasaan ngebagi pengalaman ketika orang lagi curhat, saya mengerti niat kalian baik, tapi jangan keseringan plis. Biasakan untuk membaca situasi dulu. Entah sudah berapa kali saya ngalamin kejadian menyebalkan ini sama Irfan.
Saya: Saya kesal banget sama kehidupan sekolah saya belakangan ini... Rasanya kesialan dateng mulu ke saya...
I: Sama, gue juga-
*suatu hari lagi*
Saya: Gimana nih? Gimana caranya supaya saya bisa bikin perasaannya menjadi lebih baik? Dia bilang pengen bundir...
I: Sama, gue juga. *terus berlanjut nyeritain tentang dirinya sendiri*
SIAPA JUGA YANG NANYA, BGST?! Orang curhat tuh cuma butuh didengarkan. Kadang-kadang saya biasa aja dapet tanggapan begini karena pastilah mereka juga mau memberikan pelajaran pada kita, tapi kalau SELALU ya beda dong kasusnya bro?!
5) "Yaelah baper amat"
Kalau gak ada niat buat dengerin curhat orang, pergi aja, oke? Udah dibebani banyak pikiran, malah kalian tambah dengan omongan-omongan gak penting. Saya yakin kalian pernah berekspektasi tinggi terhadap teman curhat kalian. Kalian pasti berharap mereka bener-bener ngedengerin dengan serius dan memberikan respon sesuai harapan kalian. Namun, kalau yang didapet justru model ginian, enaknya dijadiin sate aja ya. Bukannya membaik, perasaan mereka justru semakin memburuk. Mereka akan merasa kalau di sekeliling mereka tidak ada satupun orang yang bisa dijadikan sebagai "penopang hati" mereka. Mereka akan merasa sendirian. Jadi, jangan sampai keceplos ngomong hal gak guna gini ya.
Nah, itulah versi saya. Saya posisikan mana yang paling saya benci, yaitu dari nomor 1 sampai akhir. Tadinya saya mau nambahin "nggak memberikan tanggapan apa-apa sama sekali" alias bahasa kerennya: dikacangin, tapi saya lupa kalau ini menjelaskan tentang "ucapan terlarang" wkwk. Saya gak suka dikacangin saat curhat. Mungkin kalian dengerin tapi gak tau mau ngerespon bagaimana. Mungkin bagi beberapa orang, didengerin aja udah lebih dari cukup. Tetapi pastilah ada juga yang mendamba perhatian lebih, seperti saya. Jangan pula kalian malah menjadikannya sebagai bahan candaan.
Setiap orang ketika menceritakan masalahnya pastilah mengharapkan support dan ucapan-ucapan menghibur dari pendengarnya. Karena dengan begitu, hati mereka yang terasa hampa, akan terisi dengan kebahagiaan yang meluap-luap #tjieh. Siapa tau, 'kan? Kita nggak bakal tau hidup siapa yang akan berubah hanya dengan satu kalimat yang kita ucapkan atau tulis. Bukan ucapan nggak penting kayak yang udah saya jelasin di atas. Pasti di berbagai belahan dunia ini, ada orang lain yang sama seperti saya, menunggu "teman curhat" yang akan mengatakan "hal yang ingin saya dengar". Saya harap siapapun yang menginginkan hal tersebut akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Ah, mungkin ada pembaca yang merasa kurang puas karena salah satu ucapan dalam benak kalian tidak tertulis di sini. Bagikan aja ke dalem kolom komentar, ya. Nanti bakalan saya tambahin kalau ada waktu luang lagi.
Teman saya si I itu sering ngomong begini sama saya. Padahal saya benar-benar bingung dan panik. Situasi saya kritis sekali waktu itu, saya merasa tidak bisa menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya. Pikiran saya berasa dipenuhi kabut tebal. Makanya, begitu dia bilang kalau dia bersedia mendengarkan, saya merasa sangat senang. Namun ternyata, respon yang saya dapat justru ini.
3) "Alah, masalah gitu doang"
Biasanya seusai ngomong gini, dia bakal banding-bandingin masalah dia sama kita seakan-akan dia yang jauh lebih menderita dan kitanya bego karena udah komplain. Hei, kemampuan setiap orang dalam menghadapi masalah tuh berbeda-beda. Jangan pukul rata. Nggak mungkin lah sama semua, kan? Kalau kamu pernah ngomong begini, ketahuilah bahwa mereka bakal merasa bersalah. Mereka akan merasa kalau kamu tidak menganggap serius curhatan mereka. Di matamu mungkin masalah ini sepele, tapi di mata mereka masalah ini sangatlah besar seolah-olah bakal ngehancurin hidupnya. Contohnya aja, temen kalian sehabis diputusin pacarnya langsung bilang pengen gantung diri. Apakah kalian bakal SEMUDAH ITU bilang dia ALAY? Kita nggak akan mengerti bagaimana perasaan seseorang kecuali jika kita ditempatkan di posisinya. Jika kalian telah berhasil ngelawan masalah yang menghambat kalian, ya selamat. Berarti kalian hebat. Tapi nggak usah pake acara sombong pula di hadapan mereka yang jelas-jelas sedang membutuhkan seseorang untuk dijadikan sebagai tempat bersandar.
4) "Sama, gue juga"
Kata-kata ini biasanya akan berujung pada pergantian posisi antara "orang yang curhat" dan "pendengar". Padahal semestinya kita yang curhat, kenapa ujung-ujungnya malah dia? Kalau kamu orang yang gak enakan, kamu pasti gak punya pilihan lain selain pasrah ngedengerin ceritanya. Saya yakin beberapa pengunjung blog yang membaca ini pasti pernah mengalami. Tolong ya, siapapun yang sering banget punya kebiasaan ngebagi pengalaman ketika orang lagi curhat, saya mengerti niat kalian baik, tapi jangan keseringan plis. Biasakan untuk membaca situasi dulu. Entah sudah berapa kali saya ngalamin kejadian menyebalkan ini sama Irfan.
Saya: Saya kesal banget sama kehidupan sekolah saya belakangan ini... Rasanya kesialan dateng mulu ke saya...
I: Sama, gue juga-
*suatu hari lagi*
Saya: Gimana nih? Gimana caranya supaya saya bisa bikin perasaannya menjadi lebih baik? Dia bilang pengen bundir...
I: Sama, gue juga. *terus berlanjut nyeritain tentang dirinya sendiri*
5) "Yaelah baper amat"
Kalau gak ada niat buat dengerin curhat orang, pergi aja, oke? Udah dibebani banyak pikiran, malah kalian tambah dengan omongan-omongan gak penting. Saya yakin kalian pernah berekspektasi tinggi terhadap teman curhat kalian. Kalian pasti berharap mereka bener-bener ngedengerin dengan serius dan memberikan respon sesuai harapan kalian. Namun, kalau yang didapet justru model ginian, enaknya dijadiin sate aja ya. Bukannya membaik, perasaan mereka justru semakin memburuk. Mereka akan merasa kalau di sekeliling mereka tidak ada satupun orang yang bisa dijadikan sebagai "penopang hati" mereka. Mereka akan merasa sendirian. Jadi, jangan sampai keceplos ngomong hal gak guna gini ya.
Nah, itulah versi saya. Saya posisikan mana yang paling saya benci, yaitu dari nomor 1 sampai akhir. Tadinya saya mau nambahin "nggak memberikan tanggapan apa-apa sama sekali" alias bahasa kerennya: dikacangin, tapi saya lupa kalau ini menjelaskan tentang "ucapan terlarang" wkwk. Saya gak suka dikacangin saat curhat. Mungkin kalian dengerin tapi gak tau mau ngerespon bagaimana. Mungkin bagi beberapa orang, didengerin aja udah lebih dari cukup. Tetapi pastilah ada juga yang mendamba perhatian lebih, seperti saya. Jangan pula kalian malah menjadikannya sebagai bahan candaan.
Setiap orang ketika menceritakan masalahnya pastilah mengharapkan support dan ucapan-ucapan menghibur dari pendengarnya. Karena dengan begitu, hati mereka yang terasa hampa, akan terisi dengan kebahagiaan yang meluap-luap #tjieh. Siapa tau, 'kan? Kita nggak bakal tau hidup siapa yang akan berubah hanya dengan satu kalimat yang kita ucapkan atau tulis. Bukan ucapan nggak penting kayak yang udah saya jelasin di atas. Pasti di berbagai belahan dunia ini, ada orang lain yang sama seperti saya, menunggu "teman curhat" yang akan mengatakan "hal yang ingin saya dengar". Saya harap siapapun yang menginginkan hal tersebut akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Ah, mungkin ada pembaca yang merasa kurang puas karena salah satu ucapan dalam benak kalian tidak tertulis di sini. Bagikan aja ke dalem kolom komentar, ya. Nanti bakalan saya tambahin kalau ada waktu luang lagi.
Komentar
Posting Komentar